Meriah, Kumpul Sedulur Daihatsu di Prambanan

photo author
- Senin, 5 Agustus 2019 | 08:29 WIB

-
MERAPI - WULAN YANUARWATI
Penyerahan cinderamata dari Direksi PTBP Kedaulatan Rakyat kepada pihak Daihatsu di Komplek Brahma, Candi Prambanan, Sabtu (3/8).

PRAMBANAN (MERAPI) - Lebih dari 3.000 mobil Daihatsu dari seluruh Indonesia, khususnya area DIY Jateng, berkumpul dalam acara Sedulur Daihatsu 2019 di Komplek Brahma, Candi Prambanan, Sabtu (3/8). Acara pun berlangsung meriah.
Chief Executive PT Astra International Daihatsu Sales Operation, Supranoto mengatakan, makna Sedulur sejalan dengan tagline "Daihatsu Sahabatku", bermakna kekeluargaan dan persaudaraan. "Sedulur juga singkatan dari Kesetiaan Daihatsu Tidak Akan Luntur," ungkapnya.

Kumpul Sedulur Daihatsu merupakan ajang silaturahmi dan kopdar komunitas yang diwarnai games, photobooth, kids area, food bazar, pembagian doorprize yang diikuti pembisnis sekaligus pemilik mobil Daihatsu.

Tercatat 3.000 peserta pemilik mobil Daihatsu dengan sejumlah komunitas mobil keluaran terbaru seperti Taruna, Zebra, Hi-Jet, Ceria, Feroza, dan lainnya, ikut memeriahkan acara. Mobil lawas legendaris tak kalah mewarnai acara, dihadirkan dalam bentuk orisinal dan antik di Wahana mini Museum Daihatsu Car agar para sedulur dapat melihat dan menikmati mobil keluaran terlawas Daihatsu.

-
MERAPI - WULAN YANUARWATI
Arak-arakan VIP menuju panggung Sedulur Daihatsu di Komplek Brahma, Candi Prambanan.

Sahabat sedulur Daihatsu dari Semarang, Agus (47), mengaku senang dengan acara tersebut karena diadakan di tempat bersejarah, sekalian mengenalkan sejarah pada anaknya. Lain dengan Rojiun (46) yang merasa dibedakan dari peserta lain karena parkir mobil Zebra jauh dari lokasi. "Harusnya kami boleh parkir di dalam, jangan dibedakan gini ya. Tapi ya sudah yang penting acara ini mempertemukan banyak komunitas lain dari berbagai merk Daihatsu, saya tetap senang," ujarnya sambil tersenyum.

Ovie (22), pemuda dari Malang yang membawa mobil Hi-Jet tahun 1983 merasa puas dapat berkumpul di area candi Prambanan yang terkenal meskipun ia merasa kurang pas karena parkir mobil campur dengan tipe Daihatsu lainnya. "Kalau diklasifikasikan sejenis kan enak dilihat dan bisa saling tukar cerita sesama pecinta Hi-Jet," ungkapnya.

Ia menceritakan bagaimana mobil tuanya melaju dengan lincah di jalanan Malang - Jogja dalam waku 12 jam tidak ada trouble mesin. "Saya tidak menghilangkan ciri khas Hi-Jet bagian depan meskipun banyak yang dimodif tapi mesin tetap bagus," ujarnya. Ovie mengaku bangga memiliki mobil tua yang sudah menghabiskan sekitar 70an juta untuk proses modifikasi. (C-4)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X