NIKAH EKSTRIM DI TAMAN TEMPURAN CIKAL - Para Pengantin Dibuat Deg-degan

photo author
- Kamis, 21 Maret 2019 | 06:45 WIB

-
MERAPI-RIZA MARZUKI
Sepasang pengantin meluncur dengan wahana flyingfox usai prosesi akad nikah.

PIYUNGAN (MERAPI) - Bagi pasangan pengantin, saat paling mendebarkan adalah ketika ijab qobul diucapkan. Namun bagi enam pasang pengantin ini, rasa deg-degan itu ditambah dengan sensasi ekstrim. Melalui nikah massal yang digagas Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais), para pengantin ini melaksanakan prosesi ijab qobul dengan flyingfox, di atas kapal, dan beberapa cara unik lainnya di Piyungan, Rabu (20/3).

Koordinator Fortais, Ryan Budi Nuryanto menjelaskan enam pasangan ini melakukan prosesi ijab dengan enam wahana yang ada di Taman Tempuran Cikal, Srimulyo Piyungan. Di antaranya flyingfox, rumah luwak (rumah di atas pohon bambu), hammock, speedboat, kapal, dan kano. Nikah massal ini merupakan bagian dari peresmian objek wisata yang berada di lokasi pertemuan dua sungai, Sungai Gawe dan Sungai Opak. "Mas kawin yang digunakan pun unik, buah durian dan pembacaan Pancasila," sebutnya.

Wajah tegang para pengantin sudah nampak sebelum akad nikah dilakukan. Pasalnya dengan pasangan masing-masing mereka harus menaiki wahana yang sudah dipersiapkan. Sugiman dan Siti Nur Khasanah misalnya, meskipun sudah mengenakan pakaian pemgantin lengkap berupa gaun, pasangan ini terus berupaya mencapai landasan flyingfox. Sesampainya di landasan dengan tinggi hampir 15 meter itu, mereka duduk sembari menunggu penghulu. Sesekali keduanya melihat para pengunjung yang memberi semangat dari bawah.

Tidak berselang lama, petugas memberi mereka harnes sebagai alat untuk meluncur di wahana tersebut. Setelah semuanya siap, penghulu dari KUA Piyungan datang. Penghulu menjabat tangan pengantin pria dan akad nikah pun diucapkan. Keduanya sah menjadi suami istri, dan prosesi ini diakhiri dengan meluncur flyingfox yang memiliki panjang sekitar 100 meter itu. "Saya sebagai laki-laki turun (meluncur) dulu, baru istri saya. Tadi khawatir kuga karena istri pakai gaun," ujar pria warga Cangkringan tersebut.

Secara bergantian, prosesi akad nikah itu dilakukan para pasangan. Riuh sorak pengunjung pun meledak saat saksi menyatakan sah. Roni, salah satu pengunjung kepada Merapi mengaku sangat terhibur dan ikut merasakan bahagia. Baginya para pengantin ini justru mampu memberikan kebahagian kepada masyarakat. "Yang bahagia tidak hanya pemgantin, masyarakat juga ikut bahagia terhibur melihat prosesi," sebutnya. (C-1)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X