-
Jack Haryanto (depan) saat menjadi narasumber Sarasehan Paguyuban Panatacara Yogyakarta. SEORANG pembawa acara, panatacara atau master of ceremony (mc) perlu memiliki variasi wicara. Dengan kiat ini diharapkan mampu menghindari monoton dan agar audience dapat menangkap intinya. Hal tersebut ditegaskan Jack Haryanto saat menjadi narasumber Sarasehan dan Syawalan Paguyuban Panatacara Yogyakarta (PPY) di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY Jalan Cendana Yogya, Selasa (10/7) malam. Selain itu Jack juga menegaskan pembawa acara juga penting untuk piawai mengatur intonasi (lagu kalimat), pemenggalan kalimat, kecepatan dan penekanan bagian penting (stressing). “Sedangkan dengan menguasai artikulasi, antara lain untuk mendapatkan vokal yang bulat dan jernih. Sehingga seorang pembawa acara perlu berlatih pelemasan otot-otot rahang dan lidah, misalnya dengan massage, naik-turun dan ulur-tarik lidah. Selain itu dengan pemaksimalan posisi bibir, artikulasi vokal dan konsonan,” jelas Jack. Tak kalah penting, panatacara atau pembawa acara selalu bisa mempersiapkan tugas dengan baik. Terkait dengan persiapan tugas, antara lain mengenali jenis/sifat acara, membuat catatan-catatan (urutan acara, pejabat, nama serta catatan redaksional). Sebisa mungkin juga mengeksplorasi materi (pengisi acara/audience) serta mengecek tempat (lay out, sound system dan setting). Saat melaksanakan tugas, penting bisa berdiri stabil. Selain itu bisa akrab dengan sound system, luwes menghadapi situasi, menguasai/menjiwai acara, bersikap anggun, wajar dan sapaan tepat/konsisten. Tak ketinggalan, bisa berwicara variatif serta tata busana dan make up serasi atau sesuai dengan acara. Kebiasaan kurang baik yang perlu dihindari, antara lain meniup dan mengetok mikropon, memasukan tangan ke saku (pria) dan merapikan rambut di depan umum (wanita). “Jangan menggunakan kata-kata seperti, mempersingkat waktu, menginjak acara berikutnya maupun waktu dan tempat dipersilakan,” tandas Jack. Adapun penguasaan dan penghayatan acara, misalnya mengetahui jenis acara, mempersiapkan penampilan, sikap dan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis acara. Selain itu selalu ada kontak dengan panitia/even/organizer/protokol untuk melakukan cek dan re-cek serta terus berlatih sampai dengan hari H. Sementara itu Ketua PPY, Abeje Janoko menjelaskan, anggota PPY yang terdaftar sekarang ada 200 panatacara. Jumlah anggota wanitanya ada 20 atau sekitar 10 persen. Saat ada sarasehan jumlah peserta yang datang antara 80 sampai 95 persen. Kegiatan seperti ini selain dapat menjadi ajang silaturahmi juga untuk menambah wawasan maupun pengetahuan, apalagi seorang panatacara diharapkan untuk terus bisa belajar. “Sarasehan diagendakan pengurus paguyuban setiap dua bulan sekali,” imbuhnya. (Yan)