-
Anggota dan pengurus OnthelMu saat foto bersama di depan Lapangan TGP Seyegan. CUKUP mudah menemukan kelompok atau komunitas sepeda di berbagai tempat. Tak sedikit yang bisa rutin menggelar ngonthel bareng atau gowes. Manfaatnya antara lain dapat mendukung kesehatan badan serta mempererat persaudaraan. Kelompok sepeda OnthelMu yang diprakarsai Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Godean Sleman termasuk yang bisa rutin menggelar gowes. Lokasi start biasa di kompleks kuliner Sego Welut Jalan Godean-Seyegan mulai pukul 06.00, lalu ngonthel bareng sesuai rute yang telah ditentukan. Tak jarang penentuan rute dimusyawarahkan lewat grup whatsapp. Menurut salah satu pengurus OnthelMu, Dani Ari, rute yang ditempuh mulai dari Sego Welut bisa ke selatan, utara, timur maupun barat. Jaraknya belum lebih dari 30 kilometer, namun ada juga rencana sampai objek-objek wisata di DIY seperti Pantai Depok Bantul dan sekitarnya, lalu pulangnya bisa diangkut truk. Saat perjalanan biasa juga mampir di lokasi kuliner untuk makan-minum maupun sejumlah tempat penting, sekalian foto bersama. “Saat masih di lokasi start, setiap peserta iuran minimal Rp 20.000 lalu bisa digunakan membeli makan-minum di lokasi kuliner. Jika sisa, uangnya masuk kas. Kami menggelar gowes biasanya pas hari libur nasional,” jelasnya, baru-baru ini. Sementara itu menurut koordinator lapangan Komunitas sepeda Dhemen Memitran (Dhemit) Yogya, Kardiman, pihaknya sebelum gowes bareng berkumpul di lokasi start, yakni Alun-alun Kidul (Alkid) Kraton Yogyakarta. Gowes dilaksanakan setiap Rabu dan Sabtu pagi. Setelah anggota-anggotanya berkumpul di Alkid lalu dilanjutkan gowes. Khusus Rabu jarak gowes kisaran 50 kilometer dan Sabtu sekitar 30 kilometer. “Jumlah anggota kami yang terdaftar ada 60 orang, tapi pas gowes rutin biasa diikuti antara 20 sampai 30 anggota,” ungkap Kardiman. Ditambahkan, anggota Dhemit memiliki profesi beragam, bahkan tak sedikit juga yang sudah pensiunan/purna tugas. Ada lagi yang berumur 70 sampai 80 tahun, namun masih bisa aktif mengikuti gowes dengan jarak kisaran 30 kilometer. Selain rutin gowes, ada lagi kegiatan kopi darat (kopdar) santai, misalnya di lokasi kuliner maupun rumah anggota. Sedangkan Bob Wawan dari Barisan Serdadu Onthel Kembaran (Basoka) Kasihan Bantul, menyebutkan, jumlah anggota aktif di kelompoknya kisaran 25 anggota. Basoka sendiri berdiri sekitar 2,5 lalu dengan anggota dari berbagai kalangan, tak membedakan soal profesi, umur maupun ekonomi. Ia pun sudah bisa bergabung sejak awal berdirinya Basoka. “Saya sendiri bisa mengambil banyak manfaatnya dari kegiatan seperti ini, antara lain dari segi kesehatan sampai mempererat paseduluran,” tandas Bob. (Yan)