-
Seorang PNS di Pemkot Yogyakarta menukarkan uang baru untuk lebaran, pada layanan mobil kas Bank BI DIY di Balaikota. SEJUMLAH warga terlihat berbaris antre di depan mini bus di halaman parkir Balaikota Yogyakarta Senin (28/5). Mereka bergantian masuk ke busa dan mengeluarkan uang dalam jumlah yang tak sedikit. Seorang polisi bersenjata juga berjaga di sekitar bus tersebut. Uang ratusan ribu rupiah yang sebagian kondisinya sudah lusuh berganti menjadi uang baru dengan berbagai pecahan kecil mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 2.000. Ya itulah suasana warga saat antre penukaran uang baru pada layanan mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DIY yang hadir di Balaikota Yogyakarta. Masyarakat, termasuk Pegewai Negeri Sipil (PNS) antusias menukarkan uang baru. Sebagian besar warga menukarkan uang baru untuk kebutuhan menghadapi lebaran. Terutama untuk memberi uang lebaran atau uang dalam amplop ‘angpao’ kepada anak-anak, sodara dan kerabat. “Ini persiapan buat lebaran. Anak-anak kecil suka uang lebaran. Apalagi uangnya baru,” kata Titik usai menukarkan uang di layanan mobil keliling BI di Balaikota, kemarin. Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Kesehatan (Dinkes) itu mengaku menukarkan uang baru dalam jumlah satu paket. Paket yang disediakan dalam layanan mobil kas keliling BI itu adalah 100 lembar tiap pecahan uang Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 20.000. Seorang PNS Pemkot Yogyakarta lainnya juga mengaku penukaran uang di mobil kas keliling itu mudah. “Yang penting membawa uang untuk ditukarkan,” ujar perempuan berjilbab yang enggan disebut namanya itu. Secara terpisah Kepala KPBI DIY Budi Hanoto menuturkan mobil kas keliling BI sengaja dioperasikan untuk memberikan pelayanan penukaran uang baru ke masyarakat. Penukaran uang baru yang resmi dan terjamin keasliannya. Mobil kas keliling BI itu akan beroperasi hingga 11 Juni 2018. “Kami operasionalkan mobil kas keliling untuk layanan penukaran uang baru di tempat-tempat fasilitas publik strategis. Misalnya di Balaikota Yogyakarta dan pasar-pasar,” tambah Budi. Dia menjelaskan batas maksimal penukaran uang baru dengan total paket Rp 3,7 juta agar lebih banyak masyarakat yang bisa terlayani. Paketan tersebut terdiri dari masing-masing satu bundel yang terdiri 100 lembar, pecahan uang Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 20.000. Satu mobil kas keliling disiapkan untuk melayani sekitar 100 sampai 200 orang. “Biasanya masyarakat tidak ambil <I>full<P> Rp 3,7 juta, kalau untuk instansi akan dilayani berbeda,” imbuhnya. Untuk menghindari masyarakat yang menukar lebih dari sekali maupun memperjualbelikan uang, dia menyatakan warga harus menunjukkan KTP. Setelah melakukan penukaran jari tangan juga dicelupkan ke tinta seperti Pemilu untuk menghindari penukaran beberapa kali oleh warga yang sama. (Tri)