Tambak Udang Ancam Konservasi Penyu

photo author
- Jumat, 27 Oktober 2017 | 15:37 WIB
Tambak Udang Ancam Konservasi Penyu
Tambak Udang Ancam Konservasi Penyu

GALUR (MERAPI) - Pantai Trisik di Kecamatan Galur Kulonprogo memiliki tempat konservasi penyu langka jenis lekang (Lepidochelys Olivacea) sejak 2004 lalu. Tempat penangkaran ini telah menetaskan sedikitnya 9.100 telur penyu menjadi tukik yang kemudian dilepasliarkan ke laut. Ironisnya, pelestarian penyu lekang tersebut kini terancam tambak udang yang keberadaannya semakin menjamur di sepanjang Pantai Trisik.

Perwakilan Komunitas Biologi UGM, Lutfi Nurhidayat menyampaikan, di dunia ada tujuh spesies penyu di mana 4-5 di antaranya ada di Indonesia. Dari sekian itu, Kulonprogo dilewati penyu lekang yang mendarat di Pantai Trisik. Dalam pelestariannya, dibutuhkan dukungan banyak pihak mulai dari pemerintah, akademisi, industri hingga masyarakat setempat.

"Tempat konservasi penyu di Pantai Trisik adalah yang pertama, yakni berdiri tahun 2004," katanya di sela peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-72 di Pantai Trisik, Rabu (25/10).

Sejak 2004 hingga sekarang, tempat konservasi penyu di Pantai Trisik telah berhasil menetaskan sedikitnya 9.100 telur dari 91 sarang penyu yang kemudian dilepasliarkan ke laut. Namun sayang, jumlah sarang telur penyu di Pantai Trisik terus berkurang menyusul kemunculan tambak udang di wilayah setempat. Suara bising mesin diesel yang ditimbulkan serta nyala terang lampu tambak membuat penyu takut bertelur di Pantai Trisik.

Ketua Kelompok Konservasi Penyu Abadi Pantai Trisik, Joko Samudro menjabarkan, awal kelompoknya berdiri, di Pantai Trisik ada empat sarang penyu. Seiring waktu, jumlahnya terus bertambah hingga 17 sarang, namun dalam tempo tiga tahun terakhir keberadaan sarang penyu pengalami penurunan signifikan. "Saat ini hanya ada empat sarang, jadi populasinya berkurang, sekitar 400 butir telur per tahun," sesalnya.

Joko menengarai, penurunan sarang penyu langka ini disebabkan banyaknya mesin diesel dari pompa air tambak udang ditambah lampu-lampu penerangan yang ada di sepanjang pantai. Ini sangat berpengaruh mengingat penyu tidak akan bertelur jika ada kebisingan, nyala terang atau bau menyengat. "Yang kami lakukan hanya meminta para petambak tidak menyalakan lampu pada musim penyu bertelur yakni bulan Juni, Juli dan Agustus," imbuhnya.

Atas penurunan jumlah sarang penyu ini, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menegaskan, kelestarian penyu lekang di Pantai Trisik harus diupayakan bersama. Terkait keberadaan tambak udang, pihaknya sudah mengundang para petambak ke rumah dinas dan meminta agar mereka tidak membuat tambak di kawasan pantai. (Unt)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X