harianmerapi.com - Ahli kesehatan yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menjelaskan seputar masalah konsumsi obat, apakah membahayakan ginjal atau tidak.
Dalam akun twitter pribadinya yang dikutip harianmerapi.com Kamis (2/6/2022), Prof Zubairi Djoerban menjabarkan soal banyaknya konsumsi obat, apakah membahayakan ginjal atau tidak.
Apakah obat-obatan bisa merusak ginjal ?
"Merusak atau tidaknya itu dipengaruhi beberapa faktor. Malah ada beberapa obat yang harus dikonsumsi rutin agar tidak terjadi komplikasi ke ginjal," jawab Zubairi Djoerban mengawali penjelasannya.
"Misalnya obat yang dikonsumsi pasien diabetes dan hipertensi," jelasnya.
Lantas, konsumsi obat yang berisiko seperti apa ?
Baca Juga: Pasutri Bikin Laporan Palsu, Ngaku Kehilangan Motor Biar Terhindar dari Tagihan Leasing
"Salah satunya penggunaan obat NSAIDs (pereda nyeri) berlebihan. Sebut saja Aspirin. Meski tersedia tanpa resep, bukan berarti aman untuk semua orang," jelas Prof Zubairi Djoerban.
Aspirin kan sudah umum untuk obati rasa nyeri ?
"Benar, tapi kalau tidak sesuai dengan indikasi dan kondisi seseorang yang berisiko," terang Prof Zubairi Djoerban.
Baca Juga: Ternyata Begini Hukum Islam Bagi Wanita yang Menjadi Pedagang
Satu tablet Aspirin itu kan 500 ml. Kalau untuk cegah terjadinya trombosis dan strok, dosisnya itu sangat rendah, antara 80-240 ml.
"Nah, kalau 500 ml itu dikonsumsi orang sebanyak 3-4 kali sehari, tentu bahaya buat ginjal, dan bahayanya juga untuk lambung," katanya. *