Tips Melepas Koyo Agar Kulit Tidak Sakit

photo author
- Jumat, 1 April 2022 | 20:35 WIB
Bahu sebagai salah satu lokasi yang biasanya ditempeli koyok kala terasa pegal atau sakit.  (ANTARA/Pixabay)
Bahu sebagai salah satu lokasi yang biasanya ditempeli koyok kala terasa pegal atau sakit. (ANTARA/Pixabay)

JAKARTA, harianmerapi.com - Melepas koyo di bagian tubuh Anda yang nyeri terkadang bisa menimbulkan rasa sakit di kulit yang menjadi lokasi koyo ditempatkan. Untuk menguranginya, ada tips yang bisa Anda lakukan salah satunya memanfaatkan minyak telon.

"Bagaimana cara melepasnya? Sederhana sebenarnya. Untuk melepasnya bisa dikasih air atau bisa kita kasih minyak telon di koyo, agar lebih lembut dilepaskan," ujar Senior Product Manager Salonpas, Zulfadli dalam diskusi media secara daring bertajuk "Salonpas, ‘SATU yang PAS", Jumat (1/4/2022).

Zulfadli mengungkapkan, koyo dirancang sebagai plester untuk ditempelkan di lokasi tubuh yang sakit dengan prinsip kerja koyo menyembuhkan langsung di tempat yang nyeri.

Baca Juga: Gempa M 5,1 di Banten Selatan Dipicu Sesar Cimandiri yang Menerus ke Laut

Menurut dia, terkadang sebagian orang lupa dirinya sedang mengenakan koyo bahkan hingga 8 jam setelah pemakaian karena merasa nyaman.

Aktor Iko Uwais termasuk sosok yang mengenakan koyo kala merasa tak nyaman pada bagian tubuhnya di sela aktivitas.

"Saya lihat orang di luar pakai solatip di tangan, itu salah satu aksesoris buat saya, untuk pelengkap," kata dia yang didaulat sebagai Salonpas New Inspirational Brand Ambassador itu.

Baca Juga: Pasangan Suami Istri Nakes dan TNI Asal Pati Tewas Dibunuh KKB di Papua

"Untuk adegan yang lumayan ekstrem saya tempatkan (koyo) di bagian itu. Sugesti saya darah akan mengalir. Kalau lagi lebam itu membeku (darah), pas panas hangat, suggestnya sudah terobati," sambung Iko.

Berbicara konsumen, menurut Zulfadli, produknya yang sudah digunakan tiga generasi saat ini banyak dimanfaatkan kalangan milenial atau usia produktif. Studi dari Nielsen menunjukkan, di Indonesia pada tahun 2021, pengguna Salonpas usia 15-44 tahun meningkat 88 persen.

"Pengguna Salonpas bukan hanya orang tua tetapi juga anak usia produktif yang memang banyak kegiatan dan aktif. Untuk generasi usia 15-30 tahun, pengguna salonpas sampai 65 persen. Mereka membutuhkan untuk mendukung aktivitas sehari-hari," tutur Zulfadli.*

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X