lifestyle

Kisah Hesti Nugraheni membesarkan brand batik Hesti Nugraheni Tamam

Jumat, 28 Oktober 2022 | 09:00 WIB
Desainer Hesti Nugraheni dengan brand Hesti Nugraheni Tamam (HNT) saat mengikuti Festival Batik 2022 mengambil tema Jagaddhita : Batik Jogja Istimewa Mendunia, Jumat (21/10) di JEC Bantul. (Istimewa)

 

HARIAN MERAPI - Berawal dari aktivitas jualan batik berupa kain dan baju jadi, akhirnya bisnis kecil-kecilan ini mulai merambah semakin besar. Kain-kain batik yang awalnya diambil dari beberapa teman hingga akhirnya dijahit menjadi baju jadi.

Melalui ajang fashion show, namanya mulai banyak dikenal. Itulah kiprah desainer Hesti Nugraheni dengan brand Hesti Nugraheni Tamam (HNT) yang saat ini fokus dengan karya-karya khasnya dengan mengangkat Ecoprint, lukis dan batik tulis.

Baca Juga: Sejauh Mata Memandang kenalkan koleksi Baur di Jakarta Fashion Week 2023

“Dalam ajang Festival Batik 2022 kali ini HNT menghadirkan karya baru batik tulis kontemporer pecah seribu dengan warna-warna cerah kuning coklat, dipadukan dengan ciri khas HNT yaitu lukisan monokrom dengan motif bunga. Kali ini HNT mengambil yang non hijab,” jelas Hesti Nugraheni di sela perhelatan fashion show Festival Batik 2022 mengambil tema Jagaddhita: Batik Jogja Istimewa Mendunia, Jumat (21/10) di gedung Jogja Expo Center (JEC) Banguntapan, Bantul.

Selain ajang Festival Batik 2022, Hesti Nugraheni juga tampil dalam event-event fashion bergengsi di antaranya Jogja Fashion Week (JFW), Jogja Muslim Parade hingga Fashion Bali Festival.

Baca Juga: Angels Community angkat batik Jogja bisa mendunia

“Di ajang Jogja Fashion Week di Sleman City Hall (SCH) dan JEC beberapa waktu lalu, menampilkan perpaduan tenun , ecoprint dan lukis monokrom. Saat ini saya belum punya outlet, jadi showroomnya masih di rumah serta sering mengikuti pameran-pameran,” jelas Hesti.

Menurut Hesti, tantangan utama itu ada di pasaran. Beberapa kendala yang dihadapi di antaranya persoalan informasi teknologi (IT).

“Untuk IT sampai saat ini semua masih saya pegang sendiri. Kalau menjalani bisnis sudah ada 5 tahun dengan segmen kalangan menengah atas. Setiap brand punya ciri khas tertentu. Brand HNT ciri khasnya di lukis monokrom. Jadi setiap kali ikut fashion show HNT selalu memakai lukis monokrom. Baik di kombinasi dengan batik, tenun/lurik maupun ecoprint,” papar desainer yang tinggal di Mergangsan Yogyakarta ini.

Baca Juga: Produk fashion dan aksesoris berbahan kulit Politeknik ATK Yogyakarta pikat pengunjung Jogja Fashion Week 2022

Melalui pameran dan fashion show, nama brand HNT semakin cepat dikenal. Relasi pelanggan juga sudah merambah ke berbagai kota di Indonesia. “Pelanggan-pelanggan saya kebanyakan dari Jakarta, Bandung, Palembang dan Jember. Mimpi untuk go Internasional pasti ada,” terang Hesti.

Kalau dibilang modalnya berapa, Hesti menyatakan malah tanpa modal/tidak ada modal khusus untuk usaha. Awalnya hanya mefoto batik punya teman kemudian share di grup. Ternyata banyak yang berminat.

“Dari situ muter modalnya. Ikut pameran-pameran juga awalnya bawa produk dari teman. Sejak 3 tahun lalu, saya mulai produksi sendiri Ecoprint, lukis dan batik tulis,” jelas Ketua Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) PD Kota Yogyakarta.

Halaman:

Tags

Terkini