Sardi bersama wayang golek buatannya.
DALAM suasana peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI akan mudah menemukan aneka kegiatan, termasuk bazaar dan pentas seni. Hasil kerajinan dari olahan sampah seperti wujud topeng, relief dan wayang golek layak diikutkan dalam ajang bazaar. Bahkan pentas wayang golek terbuat dari sampah juga pantas ditampilkan.
Pembuat kerajinan dari sampah asal Tegalkemuning Yogya, Sardiman mengungkapkan sejumlah bazaar, pameran serta pentas seni dalam rangka HUT Kemerdekaan RI siap diikuti. Satu di antaranya ikut menyemarakkan rangkaian ‘Pitulasan’ di tempat tinggalnya sendiri, lalu pada malam tirakatan 17 Agustus akan menggelar pentas wayang sampah.
"Semua wayang golek buatan saya menggunakan 99 persen dari sampah ataupun barang bekas. Hanya catnya saja yang bukan dari sampah," jelas Sardiman kepada Merapi, baru-baru ini.
Ditemui di sela-sela memeriahkan kegiatan di Kampung Flory Sleman, Sardiman mencontohkan beberapa botol bekas dapat dijadikan bagian badan wayang golek. Bagian perut wayang dapat ditambah tas-tas kresek yang dilipat. Kepala dan wajah dibuat dari bubur hasil daur ulang sampah kertas/koran. Sedangkan bagian tangan dari sedotan plastik diisi bubur daur ulang kertas. Rambut dapat menggunakan rambut asli manusia dengan mencari di tempat-tempat pemilik usaha potong rambut.
"Kain-kain untuk membuat pakaian wayang sampai ikat kepala maupun peci dapat memanfaatkan pakaian bekas yang sudah tak terpakai, bisa juga mencari bekas potongan-potongan kain di tempat pemilik usaha jahit baju," bebernya.
Saat diundang pentas wayang sampah untuk menyemarakkan sejumlah kegiatan, ia bisa juga membawa hasil kerajinan berbahan sampah, misalnya relief dan topeng. Bahkan ada juga yang masih setengah jadi maupun membawa contoh sampah. Pasalnya, sebelum atau sesudah pentas tak jarang sebagian pengunjung merasa penasaran lalu bertanya proses pembuatannya. Dengan adanya contoh bahan baku sampai sudah menjadi wujud produk jadi akan lebih mudah menerangkannya.
Peraih Juara III Lomba Kalpataru Tingkat DIY untuk Kategori Perintis Lingkungan pada 2019 ini menambahkan, sudah biasa juga dirinya diundang memberikan workshop atau pelatihan pemanfaatan/pengelolaan sampah, misalnya bagi kelompok desa wisata, ibu-ibu PKK, karangtaruna dan sekolahan. Adapun kegiatan mengolah/memanfaatkan sampah yang dia terjuni awalnya hanya membuat topeng-topeng saja sejak kisaran delapan tahun lalu. Khususnya kerajinan wayang golek baru mulai dibuat sejak sekitar lima bulan lalu.
"Saat pentas wayang golek, alur cerita dan tokoh-tokohnya dapat disesuaikan dengan acaranya maupun pihak yang mengundang. Pihak pengundang biasa juga membolehkan saya memajang hasil kerajinan olahan sampah lain terutama topeng dan relief," papar Sardi.