Aziz (bertopi laken ) bersama sejumlah staf mempersiapkan lokasi pasar kuliner khas Patuk.
PATUK (MERAPI) - Menggerakkan potensi masyarakat guna mengangkat taraf kehidupan ekonomi warga sekitar, menjadi bagian tanggangujawab seorang pengusaha. Salah satunya ialah dengan memberikan ruang bagi keterlibatan masyarakat dalam ikut mengais rezeki serta turun meramaikan kawasan yang lebih eksotik. Hal ini akan memberi manfaat bagi semua.
Atas pemikiran itu, maka Aminuddin Aziz selaku owner Resort dan Resto Wulenpari, Beji, Patuk, Gunungkidul, membangun los pasar tradisional di kawasan Wulenpari pinggiran Sungai Oyo. Dua bangunan berbentuk limasan omah kampung didirikan menjadi pasar kuliner khas Gunungkidul, serta berbagai bahan yang berasal dari hasil kebun dan ladang masyarakat sekitar Desa Beji, Patuk.
Menurut Aziz, pasar yang disiapkan bagi masyarakat ini nantinya akan dikelola kelompok masyarakat Desa Beji. Pihaknya hanya memfasilitasi dalam memberikan sarana dan menghubungkan dengan jaringan komunitas yang akan menjadi konsumennya.
"Pasar ini khas menjajakan kuliner tradisional yang ada di Gunungkidul umumnya dan masakan khas yang ada Patuk, khususnya. Juga berbagai bahan makanan yang dipetik langsung sebagai hasil panenan kebun masyarakat. Kita memberikan tempat nanti mereka yang mengelolanya. Konsumen sementara ini dari jejaring komunitas yang ada. Nanti setelah berjalan pastinya mengalir layaknya pasar pada umumnya," ucap Aziz kepada Merapi
, Senin (20/1).
Pasar dengan konsep Srawung Sopo Aruh rencana akan buka setiap selapan hari sekali atau setiap 35 hari sekali pada hari Minggu Kliwon. Sedang sebagai alat tukarnya akan dibuat dengan menggunakan semacam koin khusus yang sudah dipersiapkan berbahan kulit dengan nominal Rp. 2000 setiap kepingnya. Sehingga nantinya tidak ada transaksi dengan uang, tapi cukup dengan koin khas ala Wulenpari.
"Kita sudah siapkan alat tukarnya dari kepingan kulit yang diberi tanda khusus dari Wulenpari. Pasar ini sengaja dibuka setiap selapan sekali, karena persoalan teknis semata. Karena selain bertani sebagian masyarakat juga memiliki kesibukan harian tersendiri," tandasnya.