lifestyle

MANGGOLO MUDHO BERANGGOTAKAN MAHASISWA - Biasa Meriahkan Pawai Sampai Wisuda

Minggu, 8 Juli 2018 | 06:55 WIB

-
MERAPI-SULISTYANTO
Kelompok Manggolo Mudho diperkuat mahasiswa asal Ponorogo yang sedang menuntut ilmu di DIY. KELOMPOK  mahasiswa asal Ponorogo Jawa Timur yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai beragam kegiatan. Satu di antaranya membentuk grup reog Manggolo Mudho dengan markasnya di kawasan Condongcatur Sleman.  Kelompok ini biasa diundang berbagai pihak antara lain untuk memeriahkan pawai sampai wisuda. Seperti halnya, Kamis (5/6), panitia wisuda mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo (Stipram) Yogyakarta mengundang Manggolo Mudho untuk mengisi acara selingan saat wisuda di kampus setempat.  Kelompok reog ini tampil di panggung utama dengan durasi sekitar 25 menit. Mulai dari penari, pemusik maupun wira suara (vokal) bisa tampil kompak dari awal sampai selesai. “Tampilan seperti ini termasuk garapan, sebab dibatasi waktunya atau berdurasi. Lain kalau untuk acara pawai ataupun arak-arakan, durasinya le bih fleksibel dan kami golongkan reog model obyok,” ungkap koordinator,  Manggolo Mudho, Abadha Al Kautsar. Saat tampil model obyok, lanjutnya, tokoh dalam reog biasa hanya ada tiga, yakni Dadak Merak, Ganong dan putri penari. Pemain pun boleh ada semacam komunikasi dengan penonton. Bahkan topeng ada yang bisa dilepas, lalu dipinjamkan ke penonton. Lain halnya yang garapa, selain ada tokoh-tokoh tersebut ada juga Warok dan Klana Sewandana (raja). Pasalnya, ada cerita tersendiri yang dipadu dengan tarian serta musik. Masih menurut Abadha, garis besar cerita dalam reog ini, seorang raja dari Kerajaan Bantarangin, Prabu Klana Sewandana dan pasukannya ingin meminang putri Kediri. Namun dalam perjalanan dihadang penguasa hutan Lodaya, Singa Barong sehingga terjadi pertempuran hebat. Prabu Klana Sewandana dan pasukannya berhasil mengalahkannya, yakni dengan menggunakan cemeti samandiman (pecut). Selanjutnya meneruskan perjalanan menuju Kediri. “Teman-teman yang memerankan tokoh dalam cerita reog, penari, pemusik dan wira suara biasa berganti-ganti. Karena mayoritas anggota adalah mahasiswa, wajar ketika ada yang sudah lulus lalu keluar dari kelompok,” ungkap Abadha. Saat ini pemusik antara lain ada Kukuh (kendang), Diki/Erwin (kenong), Agus (gong), Farid (slompret) dan Bagas (angklung). Sedangkan pemeran warok, ada Beni, Dika, Dami serta Kresna. Penari dengan kuda lumpingnya terdiri dari Titi, Alya, Gladi, Ika, Cita dan Bunga. Sedangkan wira suara ada Yusuf, Abad, Wadana, Alifiyan, Pradipta dan Widi. “Kami biasa menggelar latihan ketika ada undangan pentas maupun akan ikut lomba,” tambahnya. (Yan)  

Tags

Terkini