lifestyle

Inilah tata laksana anak obesitas, tak cukup hanya mengganti camilan, begini saran dokter anak

Rabu, 9 Agustus 2023 | 12:00 WIB
Ilustrasi anak makan buah (ANTARA/Pexels/cottonbro studio)



HARIAN MERAPI - Obesitas bukan hanya menjadi masalah orang dewasa, tapi juga anak-anak.


Hal penting bagi anak yang mengalami obesitas, bukan sekadar mengurangi makanan, tapi harus juga memperhatikan aspek lain.


Dokter spesialis anak menyarankan agar orang tua mengatur tata laksana anak obesitas, sehingga perkembangannya tidak terganggu.

Baca Juga: Mantan Mendag Muhammad Lutfi diperiksa Kejagung terkait kasus ekspor minyak sawit, ini pemeriksaannya


Ketua Tim Satuan Tugas Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Banten dr Novitria Dwinanda, Sp.A. Subsp. N.P.M mengatakan tata laksana anak obesitas yakni dengan mengganti camilan dari yang semula hanya makanan manis menjadi buah potong.

"Anak masih tumbuh dan kembang, jadi jangan sampai kita kurusin dia tetapi otaknya tidak berkembang. Tata laksana obesitas pada anak itu yang dipotong itu snack, bukan makanan utama," kata dia di Jakarta, Selasa.

Novitria menyarankan orangtua tak mengganti buah potong dengan bentuk jus karena biasanya mengandung gula lebih tinggi.

Selain camilan, orangtua perlu juga untuk menghilangkan asupan minuman manis dan menggantinya dengan air putih.

Baca Juga: PMN untuk Jiwasraya cair akhir tahun 2023, ini besarannya menurut Erick Thohir

Kemudian, untuk makan utama sebaiknya berikan dalam porsi seperti biasa dan frekuensi tiga kali sehari atau dengan kata lain tidak melewatkan sarapan.

"Tidak boleh lewatkan sarapan, semakin dilewatkan semakin dia balas dendam di siang. Porsi biasa, tidak dikurangi," tutur Novitria yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia itu.

Selanjutnya, orangtua membantu anak melakukan aktivitas yang disesuaikan dengan usia anak, dan sebaiknya membagi dalam tiga kegiatan besar, dimulai kegiatan ringan yang bisa dikerjakan setiap hari misalnya membersihkan tempat tidur, menaruh alat makan usai dipakai ke tempat seharusnya dan mengambil minum sendiri.

Baca Juga: Hukuman Ferdy Sambo Jadi Penjara Seumur Hidup, Keluarga Brigadir Yosua Kecewa Terhadap Putusan MA

Kedua, kegiatan yang bisa dikerjakan tiga hingga lima kali sehari dan sifatnya sedikit aerobik misalnya bermain sepeda, berjalan sore. Ketiga, kegiatan yang dilakukan sekali hingga dua kali dalam seminggu namun terarah seperti berenang, karate dan latihan basket.

Selain perbaikan pola makan dan aktivitas fisik, pengelolaan obesitas juga meliputi pola tidur atau istirahat. Menurut Kementerian Kesehatan, kurang tidur dapat menyebabkan hormon leptin terganggu sehingga menyebabkan rasa lapar tidak terkontrol. Jika kuantitas dan kualitas tidur seseorang tidak sesuai maka akan memengaruhi keseimbangan berbagai hormon yang pada akhirnya memicu kejadian obesitas.

Halaman:

Tags

Terkini