HARIAN MERAPI - Musim hujan kali ini banyak membawa korban di sejumlah daerah, terutama Sumatera.
Banyak kendaraan, terutama motor, macet karena terendam banjir. Bagaimana cara mengatasinya ?
Salah satu dampak dari banjir yang dirasakan masyarakat di lokasi bencana adalah kerusakan pada kendaraan bermotor, banyak warga mencoba menyalakan motor setelah banjir surut, padahal langkah tersebut dapat memperparah kerusakan.
Baca Juga: Tembus Final IESF WEC 2025, Timnas MLBB Putri Tantang Mesir
Menurut Technical Specialist Pertamina Lubricants, Tri Purwanto, melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, air yang masuk ke mesin dapat mengubah karakteristik pelumas secara signifikan sehingga tidak lagi mampu melindungi komponen mesin dari gesekan.
Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut dapat mempercepat keausan komponen, menurunkan performa mesin, dan meningkatkan risiko kerusakan serius termasuk korosi.
Tri menjelaskan bahwa oli yang tercampur air harus segera dikuras atau dilakukan flushing untuk memastikan tidak ada sisa air di dalam mesin sebelum diisi oli baru.
“Warna oli yang sudah berubah menjadi kecokelatan dan berbusa seperti susu merupakan tanda jelas bahwa air telah masuk.” kata Tri.
Baca Juga: Pangsa Pasar Lesu, Pengrajin Cor Kuningan Ngawen Godean Sleman Tetap Pertahankan Kualitas
Selain penggantian oli, Tri menyarankan beberapa langkah penting, seperti memeriksa ruang bakar dan lepaskan busi untuk memastikan tidak ada air yang masuk.
Untuk motor matic, cek oli gear dan ganti jika ditemukan indikasi pencampuran air. Cek filter udara dan knalpot agar benar-benar kering sebelum motor dinyalakan.
Periksa juga sistem kelistrikan, terutama kabel dan soket, untuk menghindari korsleting akibat sisa air.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak banjir di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, PT Pertamina Lubricants (PTPL) melalui program Peduli Sumatera memberikan bantuan darurat berupa ganti oli motor gratis serta paket sembako untuk warga di sejumlah titik lokasi terdampak banjir dan longsor.
Baca Juga: idEA Ungkap Harbolnas 2025 Tetap Jadi Ajang Konsumsi Efektif Masyarakat