lifestyle

Begini cara mengatasi kekerasan seksual di ruang digital

Selasa, 10 Juni 2025 | 11:30 WIB
Ilustrasi - Korban kekerasan seksual. (ANTARA/HO)



HARIAN MERAPI - Kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja, termasuk di ruang digital.


Masyarakat, terutama para orang tua harus hati-hati, harus mencegah jangan sampai anak menjadi korban kekerasan seksual di ruang digital.


Psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar, Bali Nena Mawar Sari S.Psi., Psikolog, Cht mengatakan, dibutuhkan peran bersama antara pemerintah hingga orang tua dalam mengentaskan kekerasan seksual di ruang digital.

Baca Juga: Hingga Mei 2025, KAI Temukan 5.051 Barang Tertinggal Senilai Rp5,9 Miliar

“Hal yang dapat dilakukan orang tua, pemerintah serta berbagai pihak dalam mengentaskan kekerasan seksual di ruang digital adalah dengan membuat satu tim yang bersinergi ya,” ujar Nena saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan bahwa, pemerintah dapat berperan dengan memperkuat regulasi tentang aturan bermedia sosial lewat UU ITE.

Sementara itu, peran orang tua dalam menghadirkan komunikasi yang selaras dan harmonis serta aman di rumah.

“Karena kita tidak tahu apa yang ada di luar entah itu aplikasi game online, judi online atau termasuk pornografi secara digital itu kita tidak pernah bisa tahu,” katanya lagi.

Dengan komunikasi yang hangat dan tepat di rumah, katanya, anak mau membicarakannya bersama orang tua sehingga mampu mencegah anak memutuskan sesuatu hal secara impulsif.

Baca Juga: Ramalan zodiak Taurus besok Rabu 11 Juni 2025 soal cinta dan karir, mungkin harus mengambil beberapa keputusan sulit mengenai kehidupan cinta Anda

Wanita yang juga berpraktik di klinik Bali Psikologi ini berharap kehadiran aparat penegak hukum mampu hadir dalam ruang digital sebagai bentuk patroli di dunia siber, hal ini untuk memantau adanya praktik kekerasan seksual di ruang digital.

“Mungkin bisa juga ada tim yang bisa patroli juga di dunia maya ya, untuk bisa melihat kemungkinan-kemungkinan praktik-praktik kekerasan seksual secara media sosial,” katanya.

Sementara dari segi pendidikan dan lingkungan, ia menyarankan perlunya disisipkan pelajaran tertentu mengenai bagaimana menjaga atau bertanggung jawab atas tubuh masing-masing individu.

Baca Juga: Momen Dedi Mulyadi Curhat ke Gubernur Malut Sherly Tjoanda, Ceritakan Konflik semasa Jadi Bupati Purwakarta

Kemudian mengenal reproduksi hingga kemungkinan-kemungkinan secara emosional dan psikologis. Upaya ini menurutnya dapat dihadirkan lewat kolaborasi antara guru di lingkup akademis dan orang tua, psikolog atau tenaga medis untuk memberikan edukasi soal praktik kekerasan seksual pada anak.*

Tags

Terkini