lifestyle

Tak semua radang amandel harus dioperasi, begini menurut dokter

Kamis, 5 Juni 2025 | 12:30 WIB
Ilustrasi radang amandel pada pasien. ( ANTARA/Pixabay-Picas Joe)



HARIAN MERAPI - Apakah radang amandel harus selalu dioperasi ? Ternyata, menurut dokter, tidak semua radang amandel perlu dioperasi.


Meski begitu, dalam kondisi tertentu, operasi menjadi jalan terbaik untuk mencegah gangguan lebih serius.


Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Bedah Kepala dan Leher, dr Alexander Nur Ilhami, Sp.THT-KL mengatakan tidak semua radang amandel harus dioperasi.

Baca Juga: Penyebab Banjir dan Pencemaran di Sukoharjo, Pemerintah Desa dan Kelurahan Wajib Bantu Bersihkan Aliran Sungai

Namun, dalam kasus tertentu, pengangkatan amandel atau tonsilektomi bisa menjadi pilihan medis yang perlu dipertimbangkan untuk mencegah gangguan kesehatan yang lebih serius, katanya dalam keterangan resmi pada Rabu.

Dokter yang berpraktik di Bethsaida Hospital Gading Serpong itu menjelaskan bahwa tonsilitis yang terjadi secara berulang atau tidak membaik meski sudah diobati dapat menjadi indikasi perlu dilakukannya operasi.

“Jika infeksi terjadi berulang, misalnya lebih dari lima kali dalam setahun, atau tidak membaik meskipun sudah mendapatkan pengobatan, maka perlu dipertimbangkan tindakan operasi,” ujar dokter Alexander.

Ia menambahkan bahwa amandel, meski merupakan bagian dari sistem imun tubuh, bisa berubah menjadi sumber masalah jika terus-menerus terinfeksi.

Baca Juga: Program BRI Menanam Grow & Green, bukti komitmen BRI menjaga ekosistem lingkungan, memberi makna peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Radang amandel dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti flu, atau bakteri seperti Streptococcus pyogenes. Gejalanya meliputi nyeri tenggorokan, kesulitan menelan, demam, batuk, dan pembengkakan pada amandel.

Alexander menekankan bahwa sebagian besar kasus masih bisa ditangani secara konservatif, seperti istirahat cukup, konsumsi cairan, obat pereda nyeri, atau antibiotik. Namun, pada kasus yang lebih berat, misalnya jika menimbulkan abses, gangguan napas, atau mengganggu aktivitas harian secara signifikan maka operasi bisa menjadi langkah lanjutan yang tepat.

“Operasi bukan langkah pertama, tapi bisa menjadi solusi terbaik jika infeksi terus berulang dan mengganggu kualitas hidup pasien,” ujarnya.

Baca Juga: Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, penegakan hukum jadi fokus Komisi IV DPR RI dan Kemenhut

Metode operasi pengangkatan amandel saat ini bervariasi, mulai dari teknik konvensional hingga berbasis teknologi modern. Pemilihan metode akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan pertimbangan medis lainnya.

Masyarakat diimbau untuk tidak mengabaikan gejala radang amandel yang berulang, terutama bila disertai demam tinggi, nyeri hebat, atau gangguan pernapasan. Konsultasi dengan dokter spesialis diperlukan untuk menentukan penanganan yang tepat.

Halaman:

Tags

Terkini