“Itulah pentingnya vaksin karena kalau dia sakit dan kena tipe misal DEN 2, terus kita enggak punya kekebalan lain, lalu terbentuk antibodi alami, sedangkan dari vaksin bisa dapat kekebalan buat tipe yang lainnya. Jadi sebenarnya kita bisa sakit lagi (kena dengue tapi) dengan tipe yang lain,” ucap Arif.
Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi pada Kamis (21/3) juga mengatakan bahwa kondisi imunologi seseorang yang sedang teranggu menjadi penyebab tubuh bereaksi lebih parah saat terkena virus dengue.
Sementara terkait dengan risiko kematian akibat dengue, Imran menjelaskan waktunya bergantung dari seberapa cepat pasien mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan terdekat karena dengue tidak memiliki obat yang spesifik layaknya penyakit lain.
“Jadi (obatnya) itu hanya terapi cairan. Cairan yang diberikan juga harus tepat, tidak boleh kurang atau kebanyakan. Karena kalau terlalu banyak nanti akan terjadi endoma paru atau kondisi dimana paru-paru seseorang terisi dengan cairan berlebih tadi,” ujar Imran.*