HARIAN MERAPI - Bila ibu mendapati si kecil sering menangis dalam berbagai kondisi, harus waspada.
Mungkin ada yang tidak beres dengan kondisi bayi, namun jangan panik, namun terus diikuti perkembangannya.
Ahli kesehatan berpendapat, menangis bisa menjadi berbahaya bagi bayi untuk berbagai kondisi, termasuk saat menginginkan ASI dan merasa tak nyaman.
Baca Juga: Pemkab dan Kodim Kulon Progo Teken Kerja Sama Pengelolaan Sampah
Analisa tersebut dikatakan para pakar kesehatan dalam sebuah diskusi belum lama ini di Jakarta.
Hanya saja, terkadang ibu termasuk yang baru kali pertama menyusui langsung mengartikan tangisan ini dengan asupan ASI darinya yang tak cukup dan runtuhlah sudah kepercayaan dirinya untuk menyusui.
Ini salah satunya diakui Ketua Kelompok Kerja Penurunan Angka Kematian Ibu dan Stunting Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Dr dr Dwiana Ocviyanti, SpOG, Subsp. Obginsos(K), MPH. Nilai ASI cukup atau tidak bukan karena bayi menangis atau mengalami kuning seperti yang dikhawatirkan sebagian ibu.
Saat ibu melihat bayi masih buang air kecil dan air besar secara teratur semisal dua hingga tiga jam sekali setiap hari, maka hampir sulit dikatakan bahwa ASI ibu tak cukup sehingga beralih ke makanan tambahan lain, termasuk air.
Baca Juga: Tren Kunjungan Wisatawan ke Kota Yogyakarta Tahun 2023 Turun, Rata-rata Belanja Malah Naik
Namun, saat bayi tak berkemih dalam enam atau 12 jam, barulah membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari tenaga kesehatan.
Bayi yang menangis bisa juga karena mengalami kolik atau kondisi bayi menangis selama lebih dari tiga jam dalam sehari. Menurut Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus dokter spesialis gastrohepatologi anak Prof dr Badriul Hegar Sjarif, SpA(K), PhD kondisi ini sebenarnya disebabkan imaturitas pada saluran cernanya. Bayi mengalami kolik dikatakan normal sampai usianya lima bulan.
Saat menghadapi bayi yang kolik, ibu bisa melakukan berbagai cara termasuk menggendong buah hatinya tetapi sebaiknya tak terburu-buru mengganti ASI.
Baca Juga: Jubir Menhan Pastikan Anggaran Pertahanan Tak Sampai Rp700 Triliun