Begini cara masyarakat memilih berita yang benar untuk kejernihan berpikir

photo author
- Minggu, 7 September 2025 | 06:30 WIB
Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Profesor Rose Mini Agoes Salim. ( ANTARA/HO-Universitas Indonesia)
Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Profesor Rose Mini Agoes Salim. ( ANTARA/HO-Universitas Indonesia)



HARIAN MERAPI - Masyarakat belakangan ini bingung dengan informasi yang bertebaran di media sosial.


Masyarakat harus memilih mana informasi yang benar dan informasi yang tidak benar, untuk kejernihan berpikir.


Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dr. Rose Mini Agoes Salim M.Psi., Psikolog mengimbau masyarakat memilih informasi dengan melihat sumber yang benar dan tidak harus memperhatikan semua informasi yang tersedia untuk mendapatkan kejernihan pikiran.

Baca Juga: Alasan Penyelenggara Pestapora Putus Kerja Sama dengan Freeport

“Waktu kita membatasi informasi tentang demonstrasi, kita juga pasti bisa mendapatkan informasi sedikit-sedikit tentang hal yang benar dari sumber yang benar, tidak semua harus diperhatikan agar kita juga punya kejernihan berpikir,” kata dosen yang disapa Romi itu ketika dihubungi ANTARA, di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan saat menerima banyak informasi mengenai yang sedang terjadi belakangan ini, seperti demonstrasi atau penyampaian pendapat, Romi mengatakan perlunya berpikir kritis dan melihat esensi dari apa yang sedang diperjuangkan masyarakat pada momen tersebut.

Dengan fokus pada yang menjadi inti dari penyampaian pendapat, bisa menjadi cara untuk berpikir kritis dan tidak menelan semua informasi mentah-mentah agar tidak terlalu terpengaruh.

Hal ini juga untuk mencegah adanya persepsi-persepsi baru yang mungkin terbentuk dan disebarkan jika tidak memilah informasi secara benar.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo 7 September 2025: Ada potensi kesalahpahaman kecil, luangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan pasangan

“Maka setiap manusia harus bisa mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya agar tidak menerima semua informasi ditelan mentah-mentah, kemudian mungkin disebarluaskan atau diolah sendiri oleh dirinya, sehingga ada timbul persepsi-persepsi baru,” kata Romi.

Romi mengatakan adanya informasi tentang dampak buruk demonstrasi seperti masyarakat sipil yang terluka dapat menjadi pembelajaran agar kejadian tersebut tidak menimpa kita dan lebih menjaga diri dari lokasi terdampak.

Ia juga mengingatkan jika informasi yang didapat terlalu deras maka sebaiknya rehat sejenak dan mengevaluasi apakah berita tersebut benar atau palsu, agar tidak perlu bereaksi berlebihan dan tidak menjadi sesuai yang perlu dipikirkan.*

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X