HARIAN MERAPI – Kelompok kesenian angklung yang awalnya bernama Nada Hore, kini berganti menjadi New Nada Hore. Alasannya, sudah ada pergantian personel.
Selain biasa ngamen dari rumah ke rumah dan di pasar-pasar, New Nada Hore sering juga diundang berbagai pihak untuk menyemarakkan acara. Antara lain ulang tahun, saat pembagian doorprice fun bike/jalan sehat, acara pasar malam dan pengajian.
Ketika diudang menyemarakkan acara pengajian seperti pengajian pamitan haji, jelang buka puasa, Syawalan, dan lainnya, New Nada Hore banyak melantunkan lagu-lagu religi.
Baca Juga: UMY ikut program ASIASAFE di Portugal, bagian dari upaya turunkan angka kecelakaan lalu lintas
“Judul lagu-lagu religi yang biasa kami nyanyikan maupun ada yang request, antara lain Tombo Ati, Ilir-ilir, Surga-Mu, Alhamdulillah dan beberapa lagu Shalawat,” jelas Rizky salah satu personil New Nada Hore, belum lama ini.
Sedangkan untuk acara-acara umum termasuk ketika mengamen dari rumah ke rumah, sebutnya, biasa melantunkan berbagai genre lagu, seperti campursari, pop, dangdut, slowrock, dan religi.
“Sebagian penanggap terutama ibu-ibu rumah tangga dan bapak-bapak biasa juga request lagu-lagu berbahasa Jawa yang dipopulerkan oleh Denny Caknan, Ndarboy Genk dan Didi Kempot,” bebernya.
Baca Juga: BABYMETAL Hentak ICE BSD, Penonton Kompak Bersorak dan Jingkrak-jingkrak
Adapun personil New Nada Hore, saat ini terdiri dari Yusuf, Tripok, Jefry (angklung), Manuel (bedug), Boy (bass) dan Rizky (tamborin). Semua personil senang dan piawai menyanyi. Bahkan memainkan alat-alat musik ala kesenian angklung.
Sehingga, bukan hal aneh jika terkadang bergantian memainkan alat musiknya. Sedangkan vokal utama biasa diampu Rizky dan Yusuf. Salah satu cara menghafal lagu-lagu, yaitu melihat di smartphone.
Yusuf menambahkan, ketika ngamen di pasar-pasar (terutama saat hari pasaran suatu pasar) rata-rata dari pukul 06.00 sampai 10.00 WIB. Lalu sore harinya, kisaran pukul 15.00 WIB sampai malam hari sekitar pukul 21.00 WIB biasa ngamen dari rumah ke rumah.
“Terutama rumah-rumah yang berada pinggir jalan, maupun toko-toko. Tapi bisa juga masuk ke tengah kampung atau padukuhan,” papar Yusuf.
Baca Juga: Bareskrim Periksa Nindy Ayunda Sebagai Saksi Hari ini
Setiap request satu lagu, pihaknya menarik Rp 10.000, namun ada pula yang menawar terlebih jika request lebih dari satu lagu. Tak jarang, ketika ditanggap di depan salah satu rumah warga, lalu tetangga-tetangganya ikut menanggap.
Artikel Terkait
Tampil Dengan Lagu Kekinian, Grup Angklung Cakra Ghalasa Siap Go Internasional
Pengajian akbar Jihadi PCM Godean, Bupati Sleman terkesan penampilan seni angklung TK ABA Dadapan
Kenalkan seni musik angklung sejak dini, manfaatnya tak hanya membantu tingkatkan kepercayaan diri
Komunitas angklung protes larangan main di kawasan Malioboro, mereka datangi DPRD Kota Yogya
Didampingi LKBH Pandawa, grup musik angklung ke dewan setelah ada larangan pentas di Malioboro