HARIAN MERAPI - Sampah yang dibuang di sungai kemudian mengalir ke Pansela lebih banyak dibandingkan sampah wisatawan.
Berdasarkan data, sampah wisatawan 4 hingga 9 ton per bulan.
Namun sampah yang mengalir di sungai kemudian ke laut dapat mencapai 60 hingga 100 ton dalam waktu 1 minggu.
Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan bahwa di setiap kegiatan pariwisata biasanya telah diikuti dengan kesadaran untuk mengelola sampah.
Namun taraf kesadaran tersebut perlu diupgrade, sebab meskipun terdapat sampah yang telah dipilah dan diolah, masih terdapat orang yang membuang sampah atau disingkirkan ke tempat lain.
"Berarti ini belum solusi ketika akhirnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," ujar Kwintarto, Rabu (25/1/2023).
Baca Juga: Bupati Sukoharjo resmikan kantor PGRI, tingkatkan kinerja guru
Lebih lanjut Kwintarto mengatakan bahwa edukasi mengenai permasalahan sampah tersebut secara bertahap terus dilakukan ke teman-teman pengelola.
Atapun khususnya tempat-tempat yang dikelola oleh Pemkab Bantul maupun yang dikelola masyarakat, seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Artikel Terkait
Mewujudkan Jogja zero sampah organik, begini caranya
Kreatif! Guna mengurangi sampah, KSM Pilah Berkah sulap limbah popok jadi berbagai kerajinan: dijamin steril
Mahasiswi asal NTB ditangkap polisi setelah melahirkan dan membuang bayi hasil hubungan gelap di tempat sampah
Kapolsek Sewon berhasil menangkap tersangka kasus pembuangan bayi di bak sampah, ini kronologi dan pasal yang
Pacar pelaku pembuangan bayi di bak sampah Bantul tak ditetapkan sebagai tersangka, ini alasannya