HARIAN MERAPI - Perang saudara masih berkecamuk di Yaman. Negara tersebut kini mengalami krisis bahan bakar luar biasa.
Bahkan, akibat krisis bahan bakar, rumah sakit terbesar di Provinsi Taiz, Yaman, terpaksa tutup pada Minggu (15/12). Demikian informasi dari pihak rumah sakit.
Pihak rumah sakit Umum Al-Thawra mengatakan bahwa krisis bahan bakar menyebabkan semua divisi rumah sakit berhenti beroperasi.
Baca Juga: Pantainya sangat eksotik, Gunungkidul diserbu wisatawan, ini pemandangannya
"Nyawa pasien di rumah sakit tersebut terancam," katanya.
Rumah Sakit Al-Thawra beroperasi dengan menggunakan donasi bahan bakar dari badan-badan PBB dan organisasi internasional, selain kiriman bahan bakar dari otoritas daerah.
Pemerintah Yaman dan pemberontak Al- Houthi berbagi kekuasaan atas Provinsi Taiz di tengah perang saudara di negara Arab tersebut.
Baca Juga: Covid-19 masih membahayakan, di Jepang 300 orang meninggal setiap hari akibat Covid-19
Konflik di Yaman berlangsung sejak September 2014 ketika pemberontak Al Houthi merebut sebagian besar wilayah, termasuk ibu kota Sanaa.
Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi lantas terlibat dalam perang pada awal 2015 untuk mengembalikan kekuasaan pemerintah.
Konflik delapan tahun itu menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terparah di dunia, dengan jutaan orang berisiko mengalami kelaparan.*
Artikel Terkait
Ancaman krisis pangan dunia semakin nyata, ini yang dilakukan Pemkab Sukoharjo
G20 diharapkan membawa hasil yang konkret atasi krisis pangan
Indonesia siap pimpin ASEAN tahun 2003, akan mentitikberatkan penanganan ancaman krisis pangan
Airlangga optimis Indonesia bisa 'lepas landas' di tahun 2023, Ekonom prediksi bakal mampu lalui krisis global
Antisipasi krisis global, Ekonom : Pemerintah harus memitigasi risiko dengan menjaga daya beli masyarakat