HARIAN MERAPI - Ketersediaan pupuk bersubsidi baik urea maupun NPK di wilayah Kabupaten Sleman dipastikan aman. Artinya, hingga akhir tahun 2022, petani tidak perlu khawatir kekurangan pupuk kimia yang dibutuhkan untuk bercocok tanam.
Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Sleman, Suparmono terkait ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani di wilayah Sleman.
"Saya pastikan di Sleman tidak akan terjadi kelangkaan pupuk urea maupun NPK. Stok hingga akhir tahun 2022 masih tersedia banyak," kata Suparmono, Selasa (29/11/2022).
Menurut Suparmono, pupuk kimia bersubsidi jenis urea dan NPK tidak dijual bebas, tetapi harus menggunakan kartu tani. Kartu tani ini berfungsi untuk mengetahui jumlah kuota yang dibutuhkan masyarakat lewat kelompok tani di wilayahnya masing-masing.
Syarat penggunaan kartu tani ini pula yang memungkinkan petani menjadi merasa sulit untuk membeli pupuk saat mereka membutuhkan.
"Kalau tidak mempunyai kartu tani, proses pembelian pupuk kimia bersubsidi juga sulit. Karena membutuhkan rekomendasi dari dinas terkait. Mereka dapat membeli apabila kuotanya sisa. Sehingga mereka menilai pupuk subsidi langka," ungkapnya.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, penyaluran pupuk urea hingga Oktober 2022 terealisasi sebanyak 6.614 ton dari alokasi 9.151 ton. Sehingga masih ada sisa 2.737 ton.
Baca Juga: Update gempa Cianjur, tinggal enam korban lagi yang masih dalam pencarian tim SAR
Untuk pupuk NPK, hingga Oktober 2022 telah terealisasi mencapai 4.803 ton dari 6.047 ton, masih ada sisa 1.244 ton.
Ditambahkan Suparmono, pada musim tanam antara bulan November dan Desember, luas lahan diperkirakan sekitar 12 ribu hektar. Perkiraan pupuk urea yang dibutuhkan berkisar 2.700 ton, sedangkan pupuk NPK sebanyak 1.200 ton.
"Berdasarkan data itu, kita dapat memprediksi ketersediaan pupuk bersubsidi di Sleman," ungkapnya.
Meski stok pupuk kimia bersubsidi masih aman, Suparmono berharap para petani di wilayah Kabupaten Sleman untuk mulai menggunakan pupuk organik di lahan pertaniannya.
Meski tidak langsung meninggalkan pupuk kimia, tetapi cara ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Disisi lain struktur tanah juga tidak menjadi rusak dan tandus, justru menjadi lebih subur.*
Artikel Terkait
Petani tembakau kian nelangsa, subsidi pupuk dan tanaman tembakau dicabut pemerintah
Subsidi Pupuk ditarik, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) bereaksi begini...
Gebyar UMKM di Goden Sleman diikuti puluhan pengusaha: ada blangkon, pupuk organik hingga beras organik
Tim PPK Ormawa UMBY beri pelatihan pembuatan pupuk organik cair berbahan limbah ternak
DPP Gunungkidul pastikan stok pupuk bersubsidi aman hingga Desember 2022