HARIAN MERAPI - Kapanewon Rongkop Gunungkidul dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Rongkop melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan untuk mencegah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Upaya ini dilakukan lantaran terdapat sejumlah kasus kematian ibu dan bayi di wilayah ini dan dalam kategori cukup tinggi.
"Menekan angka kematian ibu dan anak ini dilakukan melalui Gerakan Terpadu, Ora Ono Ibu Lan Bayi Mati atau Gerdu Obama," kata Panewu Rongkop, Aris Pambudi, Minggu (13/11/2022).
Baca Juga: PSIM Jogja punya dua PR besar usai latih tanding lawan Borneo FC, ini dua kekurangannya
Berdasarkan data dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ada 2 kematian ibu dan 11 kematian bayi.
Dengan demikian program yang dilakukan tersebut diharapkan berdampak dalam mencegah dan menurunkan kasus termasuk untuk menekan angka stunting yang selama ini juga masih menjadi perhatian serius dari Pemerintah.
Berdasarkan data Puskemas Tahun 2022 dari 1.281 bayi, sebanyak 242 di antaranya atau 18,81 persen mengalami stunting.
"Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan Tahun 2021 yang hanya 18,40 persen," imbuhnya.
Artikel Terkait
Memasuki akhir tahun, kasus bunuh diri di Gunungkidul meningkat, dalam dua hari 2 warga ditemukan gantung diri
Mencari akar masalah bunuh diri di Gunungkidul, jangan abaikan faktor kemiskinan
Polisi gandeng UGM usut tragedi atap runtuh SD Muhammadiyah Bogor Playen Gunungkidul, 10 saksi diperiksa
Seorang pelajar SMP tewas tenggelam di Telaga Gundu Panggang Gunungkidul, begini kronologinya
Danrem 072 Pamungkas tutup TMMD Reguler 115 di Gunungkidul, wujudkan pembangunan senilai lebih dari Rp1 miliar
Muhammadiyah bertanggung jawab atas runtuhnya atap SD Muhammadiyah Bogor di Playen Gunungkidul