harianmerapi.com - Jalur setapak yang mereka lalui makin misteri. Maryanto merasa aneh karena tidak sampai-sampai.
Pedal sepeda mulai dipelankan. Maryanto memberi tanda kepada Santo yang di belakang. Mereka berhenti dan Maryanto membuka gawainya, dilihat peta posisinya.
“Harusnya tidak lama lagi kita sampai di jalan aspal. Kamu masih kuatkan San?”
Baca Juga: Misteri Jalur Sepeda 1: Sudah Kelelahan dan Ingin Cepat Sampai Tujuan, Lewat Jalur Setapak
Santo terlihat mengangguk, mereka kembali menaiki dan mengendarai sepedanya. Tetapi Santo memilih menyalip kawannya dan menempatkan diri di depan.
Kebingungan Maryanto mulai menyeruak, mungkin karena lampu sepedanya makin meredup, sedangkan lampu Santo masih cerlang dan ingin memberi penerangan jalan.
Lima belas menit perjalanan sudah mereka lalui. Kini Maryanto kehausan, diminumnya air minum yang dirinya bawa.
Cukup aneh, biasanya Santo tidak betah menahan minum jika bersepeda cukup lama. Namun tak pernah terlihat Santo meminum kala itu. Jam pintar Maryanto bergetar, terdapat pesan masuk.
Baca Juga: Enam Pilar Kebahagiaan Berkeluarga, Salah Satunya Menciptakan Kehidupan Beragama
Diangkatnya lengan kiri Maryanto. Dilihatnya pesan masuk pada jam tangannya. Matanya cukup terbelalak. Dirinya sesekali melihat ke depan takut menyambar pohon atau ranting-ranting. Kembali lengan kirinya diangkat, pesan kembali dibacanya dengan teliti.
Artikel Terkait
Sumur Tua Mau Dibinasakan karena Ada Penunggu Wanita Cantik
Wanita Berbaju Putih Menangis di Rel Kereta Api
Diajak Gadis Cantik ke Alam Gaib, Ternyata untuk Menunjukkan Bahwa Dirinya Jadi Korban Perkosaan
Main Drama Soal Pocong, Eh Pocong Beneran Malah Datang
Misteri Rintihan Pilu dari Pohon Jambu