"Tidak ada yang Inem tutup-tutupi, semua kejadian berlangsung seperti itu. Sekarang Inem pasrah, Mas Pono mau mengambil keputusan apapun Inem terima," kata Inem di akhir cerita.
Baca Juga: Kewajiban Suami dan Istri untuk Meraih Keluarga Surgawi
Pono hanya terdiam saja setelah mendengar cerita Inem. Kini yang ada adalah rasa iba pada Inem. "Tidak sepantasnya saya menyia-nyiakan Inem, karena hanya akan membuat dirinya lebih menderita. Apalagi ada jabang bayi di dalam kandungannya, sehingga saat lahir nanti pasti butuh sosok ayah untuk nggulo wentah hingga dewasa," kata Pono dalam hati.
Pono pun menghela nafas panjang, agar bisa bicara dengan lancar pada Inem. Sementara Inem menanti dengan hati deg-degan, kira-kira apa keputusan yang akan diambil Pono.
"Mas bisa menerima cerita Inem, dan Mas turut prihatin. Mas juga bisa memaklumi, jika Inem selama ini tidak mau berterus terang kepada siapapun. Tapi kenyataan harus kita terima dengan ikhlas dan lapang dada," kata Pono.
Baca Juga: Silakan Mampir di Warung Makan Mi Ayam Mumet dan Pencuri Spesialis Bandul Timbangan
Sejenak Pono berhenti bicara. Ia memilih kata-kata yang tepat, agar Inem tidak merasa tersinggung dan keputusannya bisa diterima.
Pilihan sudah ditetapkan Pono, yang menurut pandangannya bisa menyelesaikan masalah dengan tidak melanggar norma maupun aturan agama.
"Baiklah, Mas bisa menerima Inem apa adanya sebagai istri. Tapi karena Inem sedang mengandung dengan orang lain, Mas tidak bisa menggauli Inem sampai jabang bayi nanti lahir. Semoga ini keputusan yang terbaik dan memberi barokah bagi kita," kata Pono dengan tegas. (Bersambung) *
Artikel Terkait
Rumahku Bukan Surgaku 20: Takut Menghadapi Hari Pernikahan
Rumahku Bukan Surgaku 21: Malam Pengantin yang Sangat Meresahkan
Rumahku Bukan Surgaku 22: Tangis dari Kamar Pengantin di Malam Hari
Rumahku Bukan Surgaku 23: Kemarahan Suami Mendengar Pengakuan Istri Telah Hamil Duluan
Rumahku Bukan Surgaku 24: Menangkap Ikan Air Tidak Keruh