HARIAN MERAPI - Allah SWT menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketenteraman dan jalan regenerasional yang sah.
Bahkan Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang bujangan di bawah perwaliannya (QS. An-Nur; 24:32).
Allah menentukan hak dan kewajiban sesuai dengan fithrah yang telah diberikan pada diri manusia dan sesuai dengan beban yang dipikul individu.
Pada tingkat keluarga, kepemimpinan diberikan kepada kepala keluarga yaitu kaum laki-laki.
Firman Allah SWT: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagiaan mereka (laki-lak) atas sebahagiaan yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisa’, 4:34).
Tetapi dalam hak dan kewajiban masing-masing memiliki beban yang sama.
"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf, akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya." (QS. Al-Baqarah, 2:228).
Dalam kaitannya dengan mendidik anak, hendaknya orangtua tidak putus-putusnya bermunajat kepada Allah SWT karena doa orangtua untuk anaknya adalah doa yan paling mustajab.
Rasulullah Muihammad SAW bersabda: “Ada tiga doa yang mustajab yan tidak diragukan lagi yaitu doa orangtua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan. Tirmidzi).
Berrmunajatlah kepada Allah SWT agar anak-anak kita dapat menjadi qurota a’yun yang
senantiasa menyenangkan dan menenteramkan kedua orangtua.
Al-Quran mengabadikan doa para Nabi dan Rasul yang bermunajat kepada Allah SWT agar
diberikan keturunan yang baik dan membahagiakan.
Jika para Nabi sebagai orang yang dekat dengan Allah saja berdoa, minta pertolongan kepada Allah SWT dalam mendidik anak-anaknya, apalagi kita ini sebagai manusia biasa yang lemah.
Al-Quran mengabadikan doa Nabi Ibrahim AS: “Rabbi habli minash shalihiin.” Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih”. (QS. Ash-Shaffat; 37:100).
Artikel Terkait
Tujuan Pendidikan dalam Pandangan Islam adalah Melahirkan Hamba-hamba Allah Yang Maha Rahman (‘Ibadurrahman)
Meneladani Pendidikan Keluarga Nabi Ibrahim AS
Berbagai penyebab eksternal kenakalan anak dan remaja, di antaranya pola asuh pendidikan yang kurang tepat
Sinergitas Tri Pusat Pendidikan Anak untuk pendidikan anak yang lebih baik
Dua belas sifat keteladanan Rasulullah Muhammad SAW dalam pendidikan umat, salah satunya selalu tersenyum