HARIAN MERAPI - Mengapa bulan Ramadhan juga disebut sebagai bulan kesabaran?
Sabar dimaknai dengan kemampuan seseorang untuk melakukan disposisi secara positif terhadap segala sesuatu kejadian yang dialaminya,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Baca Juga: Cerita hidayah pemimpin yang zalim 128, kelurga Jimat menuntut keadilan atas kasus amuk massa
Ia selalu memandang kejadian yang menimpanya dengan cara:
dipikir, dilihat, didengar, atau dirasakannya bukanlah sebagai ancaman atau hukuman bagi dirinya, tetapi justru memandangnya sebagai tantangan,
bahkan peluang untuk terus mengkaji diri secara mendalam dan memahami makna yang tersurat maupun tersirat dari pengalamannya itu.
Karena itu, orang yang berpuasa akan menjadi orang yang sabar, penampilannya selalu tenang, sejuk, mengesankan dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan suatu pekerjaan.
Ia selalu berpikir secara sistematis dan mencoba memahami manfaat serta akibat dari apa yang dilakukannya.
Dengan kata lain, orang yang sabar itu berarti ia telah mampu melakukan pengaturan diri (self-regulation) terhadap empat aspek dalam pribadinya secara baik, yaitu:
Baca Juga: Patroli di bulan Ramadhan, 60 pelajar dari luar kota diamankan Polres Magelang Kota
1) kendali diri (self control), yaitu kemampuan mengelola emosi dan desakan (impuls) hati yang merusak,
2) sifat dapat dipercaya (thrustworthiness),
3) kehati-hatian (conscientiousness) atau peka terhadap kata hati nurani, dan
4) ivovasi (innovation), yaitu mudah menerima dan terbuka gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru.
Artikel Terkait
Bulan Ramadhan menjadi syahrut tarbiyah, bulan untuk mendidik diri dan umat
Nilai keutamaan ibadah puasa di bulan Ramadhan, salah satunya latihan berserah diri kepada Allah
Menanam harapan terbaik di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan
Puasa untuk mengendalikan marah
Ramadhan sebagai bulan kemurahan, ini penjelasannya